Makalah Sorotan Tentang Pelayanan Organisasi Sektor Publik
REVITALISASI
PARTAI POLITIK DALAM PENEGAKAN DEMOKRASI
1. PENDAHULUAN
Partai politik adalah
salah satu kelengkapan utama dari negara demokrasi. Negara tanpa Partai politik
tidaklah layak disebut negara demokrasi. Demokrasi merupakan sistem
pemerintahan yang paling populer di seluruh dunia. Karena, demokrasi diyakini
mampu mewujudkan tujuan bernegara yakni, kesejahteraan dan keadilan sosial bagi
segenap warga negara. Kalau demokrasi tidak dapat mewujudkan kesejahteraan dan
keadilan sosial, maka ia kehilangan alasan untuk ada. Sama halnya kalau Partai
politik tidak dapat mewujudkan kehidupan berdemokrasi yang berkualitas, ia juga
tidak memiliki alasan eksistensial. Dalam negara demokrasi Partai politik cukup
memegang peran penting dalam rangka mewujudkan demokrasi yang berkualitas untuk
kesejahteraan rakyat pada umumnya.
2. TATANAN
DEMOKRASI DAN PROBLEMA PENEGAKAN DEMOKRASI DI INDONESIA
Dalam makalah ini
penulis akan mencoba menyoroti beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai tolak
ukur atas tercapainya sebuah tatanan demokrasi sekaligus dapat menjadi hal yang
dapat dikatakan sebagai problema untuk mewujudkan tegaknya demokrasi di
Indonesia, antara lain:
a. Makna
pemilu sebagai sarana pendidikan politik bagi masyarakat
Di tengah kesangsian
sebagian warga terhadap keberhasilan pemilu, hal yang lebih mendasar lagi untuk
dipertanyakan adalah makna pemilu bagi perbaikan kualitas kehidupan bangsa
secara keseluruhan. Pertanyaan makna pemilu sangat mendasar untuk dikedepankan,
mengingat serangkaian pemilu yang diselenggarakan selama ini lebih banyak
bersifat ritual-kosmetis belaka, alias tidak membawa banyak perubahan bagi
warga pemilih. Dalam kampanye pemilu seharusnya peserta pemilu dapat meyakinkan
para pemilih dengan menawarkan visi, misi, dan program peserta pemilu. Namun
pada prakteknya kampanye terbuka hanya bermodalkan hiburan yang menyebabkan
kurang terdidiknya warga negara secara politik. Hal tersebut disertai dengan
kecenderungan pasif dan mudahnya dimobilisasi untuk kepentingan pribadi dari
para elite politik. Berakhirnya kemeriahan kampanye partai politik,
meninggalkan persoalan yang belum terselesaikan pada pesta demokrasi yaitu
proses pendidikan politik bagi warga negara.
Kampanye pemilu
harusnya menjadi sarana kontrak politik melalui tatap muka, bukan jadi pesta
hiburan musik atau goyang erotis lima tahunan. Dapat dikatakan dengan
berakhirnya rangkaian pemilu, maka berakhir pula penetrasi warga negara dalam
proses-proses pengambilan keputusan yang berkaitan erat dengan kehidupannya
selama lima tahun kedepan. Partai politik merupakan elemen yang bertugas
memberikan pendidikan politik kepada masyarakat. Tetapi dalam perjalannnya
partai politik yang ada lebih mementingkan politik kekuasaan ketimbang
pendidikan politik bagi rakyat, sehingga pemilu bukan menjadi sarana pendidikan
politik, melainkan hanya untuk memperoleh dukungan suara. Partai politik
terkesan hanya memperhatikan masyarakat di saat kampanye atau menjelang pesta
demokrasi, setelah itu dilupakan dan dibubarkan tanpa ada yang namanya proses
evaluasi. Maka akhirnya terjadi jarak cukup lebar antara rakyat dengan partai
politik dan politisi yang menjadi wakil rakyat di DPR.
b. Rekruitmen
politik
Partai politik memiliki
kepentingan untuk menempatkan kader-kadernya pada jabatan-jabatan politik di sistem
politik pada umumnya dan pemerintahan secara khusus untuk menyuarakan dan
mengajukan kepentingan partai dan rakyat yang diwakili. Agar dapat menempatkan
kader-kader terbaik di pemerintahan, Partai politik harus mampu memerankan
fungsinya melakukan rekrutmen politik. Partai politik harus memiliki prosedur
rekrutmen politik yang diberlakukan bagi kadernya. Dalam rekrutmen politik
inilah Partai pollitik seharusnya menunjukkan kemampuannya berdemokrasi di
internal partai. Berbicara kondisi politik hari ini, realistisnya adalah partai
politik belum mengoptimalkan secara baik fungsinya ini untuk merekrut kader
terbaiknya yang sedapat mungkin mendedikasikan dirinya melalui kerja hanya
untuk kepentingan masyarakat. Partai politik cenderung mengabaikan proses
perekrutan yang lebih berkualitas dengan hanya melihat pada latarbelakang
kondisi finansial kader tersebut. Faktanya hari ini yang mempunyai kesempatan
bergabung dengan partai politik adalah orang yang mempunyai cukup uang. Selain
itu tidak sedikit elite politik yang tersandung kasus korupsi bahkan narkoba.
c. Kontrol
politik
Kontrol politik ialah
kegiatan untuk menunjukkan kesalahan, kelemahan dan penyimpangan
dalam isi suatu
kebijakan atau dalam pelaksanaan kebijakan yang dibuat dan dilaksanakan oleh
pemerintahan. Produk dari pemerintahan ada suatu kebijakan, kebijakan-kebijakan
ini yang kemudian akan menyangkut kepentingan masyarakat secara umum. Baik
buruknya kebijakan tentunya sangat bisa diperdebatkan mengingat kebijakan
pemerintah tidak akan pernah mungkin bisa memberikan kepuasan kepada semua
orang. Permasalahan yang muncul adalah kepada siapa kebijakan itu akan memberi
keuntungan. Pada titik inilah kemudian kontrol partai politik memainkan
fungsinya untuk menyikapi suatu kebijakan yang dikeluarkan pemerintah terkait
kelemahan yang ada dan kemana alokasi nilai-nilai dari kebijakan itu akan
diberikan. Ketidakstabilan politik hari ini menunjukan bahwa kontrol politik
yang diberikan kepada partai politik sering disalahgunakan. Partai politik
dengan mudahnya memanipulasi kontrol politik dengan melakukan diskresi untuk
kepentingan sendiri menjadi point utamanya daripada kepentingan masyarakat yang
esensinya adalah pemilik kontrol itu sendiri.
d. Rendahnya
kualitas demokrasi
Berdasarkan sebuah
studi yang dilakukan oleh Francisco L. Rivera-Batiz, demokrasi jika dilakukan
dalam mekanisme yang normal dan sehat memiliki korelasi yang tinggi terhadap
tingkat pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan warga. Menurutnya, demokrasi yang
mampu menghasilkan kesejahteraan adalah demokrasi yang berkelindan dengan
penerapan tata-kelola pemerintahan yang baik dan bersih (clean and good
governance), dan bukan demokrasi berbasis korupsi dan politik uang. Proses
demokratisasi dengan praktik politik korup hanya akan menggerogoti dan membunuh
ruh demokrasi itu sendiri. Politik praktis hari ini mengindikasikan rendahnya
kualitas demokrasi kita yang disebabkan oleh prilaku partai politik maupun
elite politiknya yang cenderung memainkan aksi money polytic dalam memuluskan hasratnya untuk berkuasa.
e. Ideologi
partai, kepemimpinan, dan proses regenerasi
Ideologi, kepemipinan
dan proses regenerasi merupakan hal penting bagi partai politik yang seharusnya
tetap dijunjung tinggi demi kestabilan kondisi internal partai secara
berkesinambungan. Ketiga faktor tersebut harus dipahami secara baik oleh
kader-kader partainya, ketika tidak dipahami secara baik maka akan timbul
konflik didalam tubuh partai itu sendiri. Ketika partai tidak memeliki platform
yang jelas, akan mengakibatkan tidak adanya ikatan ideologis di antara anggota
partai. Ketika terjadi perpecahan yang bersifat personal atau kelompok, dengan
mudah hal itu memecah belah partai. Faktor kepemimpinan tunggal dan manajemen
yang buruk. Terlalu kuatnya figur pemimpin parpol berpotensi mematikan
kaderisasi di tubuh partai politik bersangkutan. Figur yang kuat seringkali
dianggap mampuh menjadi perekat sementara, pada saat bersamaan kader yang
memiliki kualifikasi sepadan tidak pernah dipersiapkan sebagi calon pengganti. Dipandang
dari proses regenerasi yang harus dilakukan, kegagalan munculnya tokoh baru
dalam partai politik menunjukan kegagalan partai politik itu sendiri dalam
melakukan reformasi internal, terutama untuk revitalisasi dan regenerasi karena
figur petingginya menjadi simbol institusi. Konflik internal yang disebutkan
diatas sekarang sedang terjadi pada partai politik kita di negeri ini; sebagai
contoh adanya dualisme kepemimpinan pada partai golkar yang tak kunjung ada
solusinya. Kondisi seperti ini seharusnya dapat diminimalisir dengan baik
sehingga tidak berpengaruh pada keputusan-keputusan politik yang dapat
merugikan kepentingan masyarakat. Sadar atau tidak sadar, ini adalah hal terpenting
yang harus diperhatikan karena sistem negara ini dibangun dan dikendalikan oleh
sistem politik.
3. PENUTUP
Partai politik memiliki
peran penting dalam mewujudkan kehidupan berdemokrasi yang berkualitas melalui
ketaatan dan komitmen menerapkan nilai-nilai dan etika politik yang berlaku.
Partai politik juga memiliki peran untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat dengan
cara mengusulkan kepentingan-kepentingan rakyat untuk dijadikan kebijakan
publik. Untuk mempertahankan eksistensi partai politik yang berkelanjutan maka
revitalisasi peran partai politik untuk menciptakan demokrasi yang berkualitas
menuju kesejahteraan masyarakat perluh dilakukan dalam tubuh partai poitik itu
sendiri serta selalu mengutamakan kepentingan masyarakat diatas kepentingan
pribadi atau golongan.
Sumber :
1. Ditjenpp.kemenkumham.go.id/.../437-konflik-internal-partai
2. ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/elriyasah/article/view/661
3. https://jurnalwidyatech.files.wordpress.com/2012/.../i-gde-made-metera.p..
4. fisip.umrah.ac.id/.../JURNAL-ILMU-PEMERINTAHAN-BARU-KOREK.
Komentar
Posting Komentar