Makalah Pengaruh Media Facebook Terhadap Sikap Hidup Kalangan Remaja (Prilaku Keorganisasian)
MAKALAH
PENGARUH MEDIA
FACEBOOK TERHADAP
SIKAP HIDUP
KALANGAN REMAJA
KATA
PENGANTAR
Tiada kata yang pantas kami ucapkan terkecuali syukur kepada yang Maha Kuasa
atas rahmat dan berkatnya kepada saya dalam menyusun dan menyelesaikan
makalah ini.
Adapun tujuan dari
pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi persyaratan Mata Kuliah Prilaku Keorganisasian. Selain itu, isi makalah dapat dijadikan pembelajaran dan
pedoman dalam kehidupan kita sehari-hari. Dalam kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak Yoga Fortuna, SE,.MM, sebagai Dosen pengampuh mata kuliah
ini yang telah memberi tugas pembuatan makalah ini, yang mana bagi saya sebagai
suatu nilai tambah untuk pengetahuan dan juga pengembangan kpribadian saya.
Saya sangat menyadari bahwa dalam
menyusun makalah ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna
terutama mengenai masalah dalam penyampaian bahasa dan struktur isi makalah
ini. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan dari pembaca. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Jakarta,
29 September 2014
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR................................................................................................................ i
DAFTAR
ISI.............................................................................................................................. ii
BAB
I PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang Masalah............................................................................................. 1
2.
Rumusan
Masalah....................................................................................................... 3
3.
Tujuan
Penulisan......................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Sikap......................................................................................................... 4
2.
Pembentukan
dan Perubahan Sikap........................................................................... 6
3.
Ciri
– Ciri dan Fungsi Sikap....................................................................................... 9
BAB III PENUTUP
1.
Kesimpulan............................................................................................................... 11
2.
Saran......................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................ x
BAB
I
PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang Masalah
Dampak Media Sosial Facebook
Terhadap Sikap Hidup di
Kalangan Remaja.
Pada
zaman sekarang ini, kemajuan teknologi dalam bidang komunikasi sangatlahpesat.
Terciptanya telepon selular, notebook
, layanan internet, dan berbagai gadget multifungsi canggih lainnya. Dengan
terciptanya gadget tersebut, manusia bisa saling berkomunikasi satu sama lainnya tanpa
ada batasan jarak dan waktu. Tetapi untuk saat ini,yang paling banyak
digandrungi oleh masyarakat Indonesia adalah layanan internet.
Layanan
internet merupakan media komunikasi yang memudahkan manusia untuk
mencariinformasi dan bisa menghubungkan banyak orang sekaligus didalam dunia
maya.Salah satu jenis layanan intenet yang paling sering digunakan manusia
adalah mediasosial, diantaranya adalah Facebook.
Seperti
apa yang telah diungkapan oleh Direktur Jenderal
Aplikasi Informatika Kementrian Komunikasi dan Informatika Aswin Sasongko,bahwa
data yang dimiliki Kementrian Komunikasi dan Informatika, terdapat 43,06 juta
orang yang menggunakan situs jejaring social Facebook . Oleh karena itu, Indonesia
tercatat sebagai pengguna Facebook
yang tertinggi ketiga di dunia. Punnyanunt-Carter
(2006) meneliti tentang salah satu ciri perilaku serta hubungan interpersonal yang terbentuk dari
komunikasi dalam dunia maya, yaitu keterbukaan diri. Dengan keterbukaan diri yang dilakukan
oleh seseorang ketika berinteraksi di dunia maya seperti Facebook, membuat mereka mampu memenuhi kebutuhan
afiliasi mereka,memperoleh validasi sosial, meningkatkan kontrol sosial, meraih
pengklarifikasian diri, dan melatih
pengekspreresian diri (Derlega, dalam yoseptian, 2010).
Para
pengguna situs pertemanan
sosial tersebut memaparkan informasi mengenai dirinya dengan intensitasyang
cukup sering. Sedangkan menurut remaja, media Facebook membantu mereka untuk berkoneksi dengan jaringan sosial yang
luas dan terlihat dalam sebuah jaringan sosial,sehingga membuat remaja menjadi
dikenal oleh orang lain dan memungkinkan untuk dapatberkembang menciptakan
sebuah hubungan (Christofides, Muise & Desmarais, 2009). Tetapi tanpa disadari, dengan memaparkan
informasi pribadi akan membuat berkurangnya
privasi dalam diri mereka. Padahal, privasi memiliki fungsi untuk mengembangkan identitas pribadi, yaitu mengenal
dan menilai diri sendiri (Altman, dalamPrabowo, 1998). Proses mengenal diri
sendiri bergantung pada kemampuan untukmengatur sifat dan gaya interaksi sosial
dengan orang lain. Bila seseorang tidak dapat mengontrol
interaksi dengan orang lain, maka dirinya akan memberikan informasi yang negatif tentang kompetensi pribadinya
(Holahan, dalam Prabowo, 1998) atau akan terjadiproses ketelanjangan sosial dan
proses deindividuasi (Sarwono, dalam Prabowo, 1998).
MenurutWestin
(dalam Prabowo, 1998) dengan privasi seseorang juga dapat melakukan evaluasi
diri danmembantunya mengembangkan dan mengelola perasaan otonomi diri (personal autonomy) .Otonomi ini meliputi perasaan bebas,
kesadaran memilih dan kemerdekaan dari pengaruh oranglain. Keberadaan media sosial dapat menimbulkan
dampak positif dan negatif. Dampak positifnya,
manusia menjadi mudah berkomunikasi dengan manusia lainnya tanpa terbatas jarak
dan waktu. Juga dengan adanya media sosial, manusia bisa dengan mudah untuk saling berkenalan dengan pengguna media
sosial lainnya. Tetapi dampak negatifnya, dengan adanya
media sosial seseorang akan tampak seperti autis atau asyik sendiri. Tidak jarang kita melihat dipinggir-pinggir jalan, di
pusat perbelanjaan, sekolah, dan tempat-tempatumum lainnya orang-orang yang ada
disana akan disibukkan dengan gadget masing-masing.Dengan terlihat seperti sedang
asyik sendiri itulah, seseorang akan lebih senang untuk berkomunikasi lewat media sosial
dibandingkan dengan berkomunikasi secara langsungtatap muka. Selain itu, salah
satu dampak negatif lainnya adalah media sosial bisa menjadipintu masuk untuk
berbagai tindakan menyimpang, seperti penculikan, trafficking, pencurian, pemerkosaan, hingga
pembunuhan.
Berikut
adalah salah satu contoh kasus kriminal
tersebut:
Kasus pemerkosaan yang dilakukan
kelompok atau geng terjadi pada bulan Maret 2013 di wilayah Jakarta Timur,
sebanyak dua kasus.Satu kasus menimpa siswi SMP berinisial ES (13) dan kasus
lainnya menimpa siswi
SMK berinisial NR (15). Keduanya diperkosa lantaran bertemu teman laki-laki yang
dikenalnya melalui media social Facebook.
Data penanganan kasus di Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA)
menunjukkan, pemerkosaan pada remaja putri oleh kenalannya di media sosial
mulai muncul tahun 2011 sebanyak 36
kasus. Tahun 2012, sebanyak 29 kasus dan pada Januari-Maret2013 ini jumlahnya
naik lagi menjadi 37 kasus.
2.
Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan sikap ?
2. Bagaimana
pembentukan dan perubahan sikap ?
3. Apa sajakah ciri-ciri dan fungsi sikap ?
3.
Tujuan Penulisan
1. Untuk
mengetahui jenis-jenis sikap
2. Untuk
memahami sperti apa penyimpangan sikap social yang terjadi pada individu
3. Untuk memahami lebih lanjut tentang
penyebab perubahan sikap sosial
serta faktor
apa yang menyebabkannya
BAB
II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Sikap
Menurut para ahli :
M Ngalim Purwanto berpendapat
pengertian sikap social adalah suatu cara bereaksi terhadap suatu perangsang.
Suatu kecenderungan untuk bereaksi dengan cara tertentu, sikap adalah suatu
perbuatan/tingkah laku sebagai reaksi respon terhadap suatu rangsangan stimulus
yang disertai dengan pendirian dan atau perasaan itu sendiri.
H.C Witherington mengemukakan sikap adalah kecenderungan untuk berfikir atau merasa dalam cara tetntu
atau menurut saluran-saluran tertentu. Sikap adalah cara bertingkah laku yang
karakteristik yang tertuju terhadap orang-orang atau rombongan-rombongan.
Dewi Ketut Sukardi menambahkan Sikap adalah suatu kesiapan seseoarang untuk
bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu ,dengan kata lain sikap
,merupakan kecenderungan yang relative stabil yang dimilki individu dalam
mereaksi dirinya sendiri orang lain atau situasi tertentu.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa sikap sosial
merupakan kecenderungan potensi atau kesediaan prilaku, apabila individu
diharapkan pada stimulus yang mengkehendaki adanya respon. Kecenderungan
potensial tersebut didahului oleh evaluasi individu berdasarkan keyakinannya
terhadap objek-objek sikap atau stimulus yang diterimanya.
Sikap sosial adalah kesadaran individu yang sikap
menentukan perbuatan yang nyata, yang berulang-ulang terhadap objek sosial
Sikap adalah kesadaran individu yang menentukan perbuatan yang nyata dalam
kegiatan-kegiatan sosial. Maka
Sikap sosial dinyatakan tidak seorang saja tetapi diperhatikan oleh orang-
oarang sekelompoknya. Objeknya adalah
objek sosial misalnya: sikap
bergabung seluruh anggota kelompok karena meninggalnya seorang pahlawannya.
Jadi yang menandai adanya sikap sosial adalah:
Subjeknya orang- orang dalam kelompoknya, sedangkan yang menjadi
Objeknya sekelompok/ sosial.
Sikap Idividual
Sikap ini hanya dimiliki secara individual atau bisa juga
dikatakan seorang demi seorang objeknyapu bukan merupakan objek sosial.
Misalnya: sikap yang berupa kesenangan
atas salah satu jenis makanan atau salah satu jenis tumbuh –
tumbuhan. Senang ini yang dikatakan individual, mungkin orang- orang lain meskipun dalam kelompoknya belum tentu senang
akan tumbuh- tumbuhan atau jenis makan yang disukai seseorang ini berarti
objeknya bukan objek sosial. Disamping pembagian sikap atas sosial dan
individual sikap dapat dibedakan atas 2 bagian, yaitu :
·
Sikap
positif
Sikap
yang menunjukan atau memperlihatkan, menerima,
mengakui, menyetujui, serta melaksanakan norma- norma yang berlaku
dimana individu itu berada.
·
Sikap
negatif
sikap
yang menunjukan atau memperlihatkan,
penolakan atau tidak menyetujui
terhadap norma- norma yang berlaku
dimana individu itu berada.
Sikap positip/ negatif ini tentu saja berhubungan dengan
norma. Orang tidak akan tahu apakah
sikap seseorang itu positif atau
negatif tanpa mengetahui norma yang
berlaku. Oleh karena itu untuk menentukan apakah sikap seseorang itu
positif atau negatif perlu
dikonsultasikan dengan norma yang berlaku. Disamping itu masing- masing
kelompok atu kesatuan sosial memiliki
norma- norma sendiri- sendiri yang mungkin saling berbeda atau bahkan
bertentangan. Sikap yang diperlihatka oleh individu. Dalam kelompok A dianggap
atau dinilai sebagai sikap yang negatif, belum tentu sikap yang sama yang
diperlihatkan oleh anggota kelompok B juga dinilai sebagai sikap negatif.
Masalah sikap negatif atau positif selalu berurusan atau berhubungan dengan norma yang berlaku.
2.
Pembentukan
dan Perubahan Sikap
Sikap timbul karena ada stimulasi, terbentuknya suatu
siakp itu banyak dipengaruhi perangsang oleh lingkungan sosial dan kebudayaan
misalnya : keluarga, norma, golongan
agama, dan adat istiadat. Dalam hal ini keluarga memepunyai peranan yang besar
dalam membentuk sikap putra- putranya. Sebab keluargalah sebagai kelompok
primer bagi anak yang berpengaruh sangat dominan. sikap seseorang tidak
selamanya tetap, ia dapat berkembang mana kala mendapat pengaruh, baik dari dalam maupun dari luar yang
bersifat positif. Dan mengesan. antara perbuatan dan sikap ada hubungan yang timbal balik.
Tetapi sikap tidak selalu menjelma dalam bentuk perbuatan atau tingkah laku, orang kadang- kadang
menampakan diri dalam keadaan diam saja. Ini bukan berarti orang tidak
bersikap, ia bersikap juga hanya bentuknya, diam.
Sikap atau attitude
merupakan organisasi kognitif yang dinamis, yang banyak dimuati unsur-
unsur emosional (efektif) dan disertai kesiagaan untuk beraksi. Banyak orang
yang lebih suka mempergunakan istilah
sikap hidup atau sikap emosi;
karena sikap saja lebih mencerminkan posisi jasmaniah. Sedang pada
attitude ini banyak terdapat unsur efektif dan folutif kemauan, dan kesedian
untuk beraksi atau bertingkah laku tertentu.
Mac Dougall (kartono, Kartini, 1994 : 297). menyebutkan attitude/ sikap sebagai santimen. Maka
santimen merupakan totalitas dari instink- instink yang terorganisir, yang
berkaitan erat dengan emosi- emosi, dan semuanya menjadi sumber penyebab
tingkah laku manusia; sehingga menimbulkan bentuk tingkah laku yang
berkesinambungan, teratur dan berlangsung cukup lama.
Jadi sikap sosial merupakan organisasi dari unsur- unsur
kognitif, emosional dan momen- mmen kemauan, yang khusus di pengaruhi oleh
pengalaman- pengalaman masa lampau, sehingga sifatnya sangat dinamis, dan
memberikan pengarahan pada setiap tingkah laku. Berikut ini faktor – faktor
yang meyebabkan terjadinya perubahan sikap, antara lain :
·
Faktor
interen
Merupakan
faktor yang terdapat dalam pribadi manusia itu sendiri. Faktor ini berupa
selectivity atau ddaya pilih seseorang untuk menerima dan mengolah pengaruh-
pengaruh yang datang dari luar.
Pilihan
pengaruh terhadap dari luar itu biasanya disesuaikan dengan motif dan sikap
didalam diri manusia, terutama yang menjadi minat perhatiannya.
·
Faktor
ekstren
Faktor
yang terdapat diluar pribadi manusia. Faktor ini berupa intraksi sosial diluar
kelompok. Misalnya : intraksi antara manusia yang dengan hasil kebudayaan manusia yang sampai padanya
melalui alat- alat komunikasi.
Dalam hal ini Sherif, (Ahmadi, Abu.1991 : 170-171).
Mengemukakan bahwa sikap itu dapat
diubah atau di bentuk apabila :
a.
Terdapat
hubungan timbal balik yang langsung antara manusia .
b.
Adanya
komunikasi (yaitu hubungan langsung)
Dari satu fihak.
Faktor ini pun masih tergantung pula adanya :
a.
Sumber
penerangan itu memperoleh kepercayyaan
orang banyak/ tidak
b.
Ragu-
ragu atau tidaknya menghadapi fakta atau isi sikap baru itu.
Pembentukan dan perubahan sikap tidak terjadi dengan
sendirinya. Sikap terbentuk adalam hubungan
dengan suatu objek , orang, kkelompok lembaga, nialai, melalui hubngan
antara individu, hubungan didalam kellompok, komunikasi surrat kabar, buku, poster, radio televisi dan sebagainya. Terdapat banyak kemungkinan yang
mempengaruhi timbulnya sikap. Lingkungan yang terdekat dengan kehidupan
sehari- hari banyak memiliki peranan. Keluarga
yang terdiri dari : orang tua
saudara- saudara di rumah memiliki peranan yang penting.
3.
Ciri
– Ciri dan Fungsi Sikap
a.
Ciri
– Ciri Sikap
Sikap
menentukan jenis atau tabiat tingkah laku dalam hubungannya dengan perangsang
yang relevan, orang- orang atau kejadian- kejadian. Dapatlah dikatakan bahwa
sikap merupakan faktor internal, tetapi tidak semua faktor internal adalah
sikap. Adapun ciri- ciri sikap adalah sebagai berikut :
1.
Sikap itu dipelajari ( learnability)
Sikap
merupakan hasil belajar. Ini perlu dibedakan dari motif- motif psikologi
lainnya, misalnya : lapar, haus, adalah motif psikologi yang tidak dipelajari,
sedangkan pilihan kepada eropa adalah sikap. Bebrapa sikap dipelajari tidak
sengaja dan tanpa kesadaran kepada sebagian individu. Barangkali yang terjadi
adalah mempelajari sikap sengaja bila individu mengerti bahwa hal itu akan membawa
lebih baik untuk dirinya sendiri, membantu tujuan kelompok, atau memperoleh
nilai yang sifatnya perseorangan.
2.
Memiliki kesetabilan (stability)
Sikap
bermula dari dipelajari, kemudian menjadi lebih kuat, tetap dan stabil, melalui
dan pengalaman. Misalnya : perasaan suka
dan tidak suka terhadap warna tertentu (spesifik) yang sifatnya berulang- ulang
atau memiliki frekuensi yang tinggi. Sikap melibatkan hubungan antara seseorang
dan orang lain juga antara orang dan barang atau situasi jika seseorang merasa
bahwa orang lain menyenangkan, terbuka dan hangat , maka ini akan sangat
berarti bagi dirinya, ia merasa bebas.
b.
Fungsi
Sikap
Fungsi sikap dapat
dibagi menjadi empat golongan, yaitu:
1.
sikap
berfungsi sebagai alat untuk menyesuaikan diri.
Bahwa sikap adalah
sesuatu yang bersifat communicabel,
artinya sesuatu yang mudah menjalar, sehingga mudah pula menjadi milik bersama.
Justru karena itu sesuatu golongan yang mendasarkan atas kepentingan bersama
dan pengalamn bersama. Biasanya ditandai oleh
adanya sikap anggotanya yang sama terhadap sesuatu objek. Sehingga
dengan demikian sikap bisa menjadi
rantai penghubung antara orang dengan kelmpoknya atau dengan anggota
kelompoknya yang lain.
2.
Sikap
befungsi sebagai alat pengatur tingkah
laku .
3.
Sikap
berfungsi sebagai pengatur pengalaman
Dalam hal ini perlu
dikemukakan bahwa manusia didalam
menerima pengalaman- pengalaman dari
dunia luar sikapnya tidak pasif, tetapi diterima secara aktif, artinya semua
pengalaman yang bersal dari dunia luar tidak semuanya dilayani oleh manusia,
tetapi manusia memilih mana- mana yang perlu dan mana yang tidak perlu
dilayani. Jadi semua pengalaman ini diberi penilaian, lalu dipilih.
4.
Sikap
berfungsi sebagai pernyataan keperibadian sikap sering mencerminkan pribadi sesorang. Ini sebabnya karena sikap
tidak pernah terpisah dari pribadi yang mendukungnya.
BAB
III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Sikap adalah kesadaran individu yang menentukan perbuatan
yang nyata dalam kegiatan-kegiatan sosial. Maka sikap sosial adalah kesadaran
individu yang menentukan perbuatan yang nyata, yang berulang-ulang terhadap
objek sosial. Sikap sebagai tingkatan kecenderungan yang bersifat positif atau
negatif yang berhubungan dengan objek psikologi, Objek psikologi di sini meliputi: simbol,
káta kata, slogan, orang, lembaga, ide, dan sebagainya.
Meskipun ada beberapa perbedaan pcngertian tentang sikap,
namun ada beberapa ciri yang dapat disetujui. Sebagian besar ahli dan peneliti
sikap setuju bahwa sikap adalah predisposisi yang dipelajari yang mempengaruhi
tingkah laku, berubah dalam hal intensitasnya, biasanya konsisten sepanjang
wakru dalam situasi yang sama, dan komposisinya hampir selalu kompleks.
Sehubungan dengan itu pula kami cenderung untuk mengemukakan pengertian sikap
sebagai berikut: Sikap adalah kesiapan merespons yang sifatnya positif atau
negatif terhadap objek atau situasi secara konsisten.
Sikap timbul karena ada stimulus. Terbentuknya suatu
sikap itu banyak dipengaruhi perangsang oleh lingkungan sosial dan kebudayaan
misalnya: keluarga, norma, golongan agama, dan adat istiadat. Dalam hal ini
keluarga mempunyai peranan yang besar dalam membentuk sikap putra-putranya.
Sebab keluargalah sebagai kelompok primer bagi anak merupakan pengaruh yang
paling dominan. Sikap seseorang tidak selamanya tetap. Ini bukan berarti orang
tidak bersikap. Ia bersikap juga hanya bentuknya: diam.
2.
Saran
Sikap yang dilakukan oleh setiap individu sangatlah
berpengaruh terhadap perilaku individu. Pengaruh tersebut terletak pada
individu sendiri terhadap respon yang ditangkap ,kecenderungan individu untuk
melakukan tindakan dipengaruhi oleh berbagai faktor bawaan dan lingkungan
sehingga menimbulkan tingkah laku.
Semoga dengan adanya makalah ini yang membahas tentang
sikap bisa lebih memberi nilai tambah untuk mengontrol sikap yang ada dalam
diri kita sendiri dan lebih memahami karakter diri sendiri untuk menjadi diri
yang lebih baik yang mampu beradaptasi dengan perubahan Zaman yang sedang
berkembang dengan pesatnya.
DAFTAR PUSTAKA
Acehforum.or.id, Http
://www.acehforum.or.id/pengertian-psikologi.
Fitri. 2008. Pengertian Sikap, http:// Blog dunia
Psikologi.Com
Sri Utami Rahayuningsih . 2008. Sikap ( Attitude ), http://
www. Atttitude,blogspot..Com
Komentar
Posting Komentar